Posts

Showing posts from January, 2018

STIK PANCING DAN SEEMBER IKAN

Image
STIK PANCING DAN SEEMBER IKAN Dikisahkan dahulu kala, ada dua orang yang kelaparan mendapat belas kasih dari seorang yang bijak, yaitu sebuah stik pancing dan seember ikan yang masih hidup. Ternyata salah satu dari mereka mengambil stik pancing dan yang lain mengambil ember berisi ikan. Setelah itu, keduanya pun berpisah. Yang mendapat ember berisi ikan cepat-cepat membuat api dan memasak semua ikan. Ia menghabiskan ikan-ikan itu seorang diri. Anehnya, ia tak merasa nikmat saat memakan ikan itu karena ia melahapnya dengan terburu-buru. Setelah beberapa lama, ikan dalam embernya itu pun habis. Orang itu pun tinggal menunggu kematian menjemputnya karena sekarang dia kembali kelaparan. Sementara itu, orang yang mendapat stik pancing terus berusaha menahan rasa laparnya. Dengan sisa tenaga yang dipunya, dia mencoba memancing ikan di laut tapi sia-sia. Tenaganya habis dipakai, dan dia belum juga mendapat ikan untuk dimakan. Keesokan harinya datang lagi dua orang yang juga

BERPIKIR MATANG SEBELUM BERTINDAK

Image
BERPIKIR MATANG SEBELUM BERTINDAK Sebagian besar tindakan yang dilakukan secara sadar, ada baiknya dilakukan penuh dengan perencanaan. Sehingga, hasil yang didapat pun bisa kita perkirakan. Sayangnya, masih banyak orang yang bersikap reaksioner alias spontan, tanpa tahu awal mula sesuatu. Sehingga, tindakan yang dilakukan bukannya menjadi sebuah kebaikan, malah mendatangkan ketidakberuntungan atau bahkan kesengsaraan. Saya teringat sebuah ungkapan bijak, berpikir matang sebelum bertindak. Hal ini merupakan sebuah ungkapan yang menurut saya sangat perlu kita renungkan, agar setiap hal yang kita jumpai bisa mendatangkan nilai kebaikan. Sebaliknya, agar jangan sampai pula kita gegabah melakukan sesuatu, hanya karena bereaksi spontan terhadap informasi yang belum utuh kita terima. Kisah berikut, barangkali bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua tentang pentingnya berpikir matang sebelum bertindak. Alkisah, ada seorang ibu muda yang miskin dan hidup serba ala kadar

MENCARI RUMAH TANPA DUKA DAN NESTAPA

Image
MENCARI RUMAH TANPA DUKA DAN NESTAPA Konon, ada sebuah kisah klasik dari Tiongkok yang menarik untuk disimak. Kisah ini tentang seorang wanita yang baru saja kehilangan anak laki satu-satunya yang amat disayanginya. Dia pun pergi menjumpai seorang pertapa suci dan bertanya, "Apakah ada mantra atau hal yang harus saya lakukan agar anak saya bisa hidup kembali?" Pertapa itu dengan arif berkata padanya, "Sebelum mengajarkan kamu mantra tersebut, saya minta sebuah syarat. Bawa ke sini, sebuah bibit sakti dari sebuah rumah yang tidak ada kesedihan, duka, dan nestapa. Kita akan gunakan itu untuk mengusir dukamu di dalam hidup ini." Wanita itu pun permisi dan mulai mencari bibit sakti tersebut. Rumah pertama yang dijumpai adalah sebuah rumah megah yang sangat indah. Ia bertanya pada si pemilik rumah, “Saya mencari sebuah rumah yang tidak ada kesedihan, duka dan nestapa. Apakah rumah ini?" "Wah...," ucap si pemilik rumah, setelah tertegun

ULAT DAN POHON MANGGA

Image
ULAT DAN POHON MANGGA Suatu kali, seekor ulat tampak kelaparan. Di depannya, tampak pohon mangga yang sedang menghijau dengan dedaunan segar. Ulat yang sedang kelaparan pun menghampiri pohon mangga tersebut, lalu segera memanjat untuk memakan dedaunan itu. “Hei ulat, sedang apa kamu?” tegur pohon mangga. Ulat, saking laparnya, lupa meminta izin kepada pohon mangga. “Maaf, aku ke sini hanya ingin memakan sedikit dari bagian daunmu. Aku sangat lapar,” jawab ulat memelas. “Asal kamu tahu saja ya. Di sini tanahnya tandus. Daun-daun yang ada di batangku ini tidak banyak. Kalau kamu makan di sini, lalu daunku banyak yang mati, bagaimana aku akan hidup kelak?” tolak pohon mangga dengan halus. “Dan, kalau sampai daun-daunku ini habis, maka aku tak akan bisa berbunga . Aku hanya akan jadi pohon tua tanpa bisa berbuah. Pemilik pohon akan menebangku.” Ulat mengangguk, tanda mengerti kegelisahan pohon mangga. “Baiklah kalau kamu takut. Aku akan pergi, meskipun sebenarnya

SEPOTONG KISAH CINTA KASIH IBU DI JEPANG

Image
SEPOTONG KISAH CINTA KASIH IBU DI JEPANG "Cinta seorang ibu kepada anaknya adalah cinta sejati....tanpa pamrih. Tidak bisa dinilai atau digantikan dengan apa pun". (Andrie Wongso) Satu keluarga yang tengah duduk di depanku sungguh menarik perhatianku. Mulanya, aku memang masih tak paham apa yang terjadi di depan hadapanku. Persis di depan mata, terdapat satu keluarga kecil. Terdiri dari bapak, ibu, dan anaknya. Tidak tepat rasanya disebut anak, lebih tepatnya seorang pemuda gagah dan perkasa. Kutaksir usianya lebih kurang 19 tahun. Ayah dan ibu itu terlihat begitu fasih dalam berkomunikasi dengan putranya. Namun cara komunikasinya sungguh berbeda dengan kebanyakan masyarakat umum biasanya. Dunia mereka sungguh sunyi, tanpa kata-kata. Hanya gerakan tangan saja. Benar, mereka bertiga berkomunikasi dengan gerakan tangan karena tunarungu dan tunawicara. Kecepatan tangan mereka sungguh mengagumkan. Seakan dengan tangan itulah mereka berbicara. Di Jepang, fas

KETIKA TANAH BERDIALOG DENGAN EMAS

Image
KETIKA TANAH BERDIALOG DENGAN EMAS Suatu ketika, emas berkata pada tanah dengan nada sombong, “Coba lihat pada dirimu, begitu suram dan lemah, apakah engkau memiliki cahaya berkilau yang indah seperti aku? Terlebih, apakah engkau berharga seperti aku?" Tanah menggelengkan kepala dan menjawab, “Aku bisa menumbuhkan bunga dan buah, bisa menumbuhkan rumput dan pohon, bisa menumbuhkan tanaman dan menopang kehidupan yang lain, apakah kamu bisa?” Emas pun terdiam seribu bahasa. Saudara-saudara Terkasih, Dalam hidup ini banyak orang yang seperti emas dalam kisah di atas. Mereka berharga, menyilaukan tetapi tidak bermanfaat bagi sesama. Mereka sukses dalam karir, rupawan dalam paras, tapi sukar membantu apalagi peduli. Akan tetapi, ada juga yang seperti tanah. Posisinya biasa saja, namun bersahaja dan ringan tangan; ia siap membantu kapanpun. Sebenarnya, makna dari kehidupan BUKAN terletak pada seberapa bernilainya diri kita, tetapi seberapa besar b

JAGALAH KEPERCAYAAN YANG TELAH ANDA RAIH

Image
JAGALAH KEPERCAYAAN YANG TELAH ANDA RAIH Dikisahkan, di Dinasti Wei ada seorang perwira bernama Chen Zhen, yang merupakan favorit Raja. Suatu hari, seorang filsuf bernama Hui Shihui berkata kepadanya, "Anda harus memperlakukan orang-orang di sekitar raja dengan baik. Lihatlah pohon itu! Jika ditanam dengan posisi tegak bisa tumbuh, ditanam dengan posisi terbalik pun bisa tumbuh, bahkan dengan biji yang rusak juga masih bisa tumbuh. Akan tetapi, mau sepuluh orang pun yang menanam pohon-pohon tersebut, pasti tidak akan tersisa pohon hidup jika ada satu orang saja yang menebang pohon-pohon tersebut. Sesuatu yang hidup karena usaha keras 10 orang, bisa hancur dan mati hanya karena kehancuran yang dilakukan oleh satu orang, Mengapa hal itu bisa terjadi?” Melihat Chen Zhen memperhatikannya dengan seksama, Hui Shihui pun melanjutkan, “Menanam sangat sulit, namun menghancurkannya sangat mudah. Seperti saat ini, Anda telah mendapatkan kepercayaan Raja dengan perjalanan yang

BERTEMU KEMBALI SETELAH 22 TAHUN

Image
BERTEMU KEMBALI SETELAH 22 TAHUN Orang tua yang berpisah dengan anaknya selama 22 tahun dan akhirnya bertemu kembali, sedang menjadi perbincangan di Tiongkok dan dunia. Ini bukan dongeng, namun kisah nyata dari Qian Fenxiang dan suaminya Xu Lida, yang bisa bertemu kembali dengan putri mereka Jingzhi. Kisah ini diketahui masyarakat ketika Jingzhi alias Catherine Xu Pohler (Kati), yang tinggal di Michigan, Amerika Serikat, menemui orangtua kandungnya di Broken Bridge, Hangzhou, Tiongkok. Kantor berita BBC memberitakan peristiwa mengharukan tersebut pada awal Desember 2017. Terpaksa Meninggalkan Anak Qian Fenxiang dan suaminya Xu Lida bercerita kepada wartawan, 22 tahun lalu mereka terpaksa meninggalkan putri kedua mereka di pasar. Keputusan Qian dan Xu itu, merupakan dampak dari kebijakan "satu keluarga satu anak" yang dikeluarkan Pemerintah Tiongkok sejak tahun 1979. Kebijakan ini membuat orangtua di Tiongkok harus melakukan aborsi jika mengandung anak ked