Posts

Showing posts from June, 2017

DREAM STEALER

Image
DREAM STEALER Dikisahkan di sebuah negeri, ada seorang gadis muda yang sangat suka menari. Kepandaiannya menari sangat bagus dibanding dengan kawan-kawannya, sehingga dia seringkali menjadi juara di berbagai perlombaan. Gadis muda itu berpikir, dengan apa yang dimilikinya saat ini, suatu saat apabila dewasa nanti.. dia ingin menjadi penari kelas dunia. Dia membayangkan dirinya menari di Rusia, Tiongkok, Amerika, Jepang, serta ditonton oleh ribuan orang yang memberi tepuk tangan kepadanya. Suatu hari, kotanya dikunjungi oleh seorang pakar tari yang berasal dari luar negeri. Pakar ini sangatlah hebat. Tangan dinginnya telah banyak melahirkan penari profesional dengan karir gemilang. Gadis muda ini ingin sekali menunjukkan kebolehannya di depan sang pakar, bahkan jika mungkin memperoleh kesempatan menjadi muridnya. Akhirnya kesempatan yang dinanti datang juga. Si gadis muda berhasil menjumpai sang pakar di belakang panggung, seusai pertunjukan tari. Ia lantas

TINGGALKAN BEBAN DAN MULAILAH MELANGKAH

Image
TINGGALKAN BEBAN DAN MULAILAH MELANGKAH Pada suatu hari, tampak seorang pemuda mendatangi guru bijak. Penampilannya lusuh. Bajunya compang-camping, sepatunya sobek, dan tubuhnya penuh luka. Dia berkata, "Guru, saya datang dari jauh dan telah menempuh perjalanan yang berat. Saya menderita, kesepian dan sangat letih. Ini semua saya lakukan demi mencari jawaban atas penderitaan saya. Kenapa saya belum menemukan cahaya petunjuk sedikit pun?" Orang tua bijak itu melihat si pemuda datang kepadanya membawa sebuah buntelan besar. "Apa isi buntelanmu itu?" Jawab si pemuda, "Isinya sangat penting bagi saya. Di dalamnya ada barang-barang yang mengingatkan saya pada setiap tangisan, ratapan, dan air mata saya. Benda-benda ini menjadi penyemangat saya dalam menempuh perjalanan berat mencari jawaban.” "Baik, sekarang ikutlah denganku," kata sang guru dengan tegas. Mereka berjalan sebentar dan tiba di tepi sebuah sungai kecil. Di tepi su

NEVER GIVE UP

Image
NEVER GIVE UP Alkisah, ada seorang pria bernama Takezo. Ia pria yang putus asa dan punya pikiran untuk bunuh diri karena merasa sudah tidak punya arti dalam kehidupannya. Namun sebelumnya, ia menyempatkan pergi ke sebuah tempat di tepi hutan untuk berbicara y dengan seorang bijak bernama Takuan. Katanya, “Berikan aku satu alasan yang baik untuk jangan berhenti hidup dan menyerah.” Mendengar pertanyaan itu, Takuan menjawab, “Coba lihat sekitarmu, Takezo. Apakah kau melihat pohon pakis dan bambu itu?” “Ya, aku lihat itu,” jawab Takezo. Orang bijak itu menjawab dengan sebuah kisah pendek. “Ketika menanam benih pakis dan benih bambu, alam merawat keduanya secara sangat baik. Alam memberi keduanya cahaya, dan memberi air. Pakis tumbuh sangat cepat di bumi. Daunnya yang hijau segar menutupi permukaan tanah hutan. Tapi ketahuilah, sementara pakis tumbuh sangat subur, benih bambu tidak menghasilkan apa pun. Tapi, bambu berkata, ‘Aku tidak menyerah’.” “Pada tahu

DARIPADA MENDENGAR 100 KALI LEBIH BAIK MELIHAT SEKALI

Image
DARIPADA MENDENGAR 100 KALI LEBIH BAIK MELIHAT SEKALI Dikisahkan, di Tiongkok, suku Qiang datang menyerbu negara Han dari perbatasan bagian barat. Kaisar Xuan menyuruh Zhao Chong memimpin pasukan untuk melawan suku Qiang. Kaisar menanyakan pada Zhao berapa pasukan tambahan yang dibutuhkan. Zhao Chong berkata, “Hamba belum mampu memastikan, Yang Mulia.” Sang Kaisar pun menyarankannya untuk mengutus orang melihat keadaan di garis depan sebelum berperang. Namun, Zhao Chong menolaknya. “Daripada mendengar orang lain sebanyak 100 kali, lebih baik hamba melihat dengan mata kepala hamba sendiri, Yang Mulia. Izinkan hamba untuk pergi ke garis depan memastikannya, Yang Mulia,” ujar Zhao Chong. Setelah mendapat izin, ia pun berangkat ke garis depan, meneliti keadaan bumi, menyelidiki posisi pasukan musuh. Dengan informasi tersebut, Zhao Chong menyusun rencana peperangannya dengan sangat sukses ia dapat mengalahkan suku Qiang itu. Saudara-saudara yang Bijaksana,

KOREKSI DIRI SENDIRI DULU

Image
KOREKSI DIRI SENDIRI DULU Dikisahkan, ada seekor burung hantu yang menempuh perjalanan jauh untuk pindah ke hutan lain. Dalam perjalanan panjang ini,ia bertemu dengan seekor burung perkutut. Si Perkutut heran melihat burung hantu yang begitu tergesa-gesa. Katanya, “Hai, Burung Hantu! Anda hendak kemana?” Burung hantu berputar sejenak di angkasa, lalu menjawab, ”Aiih! Terlalu sulit untuk bergaul dengan para tetangga daerah ini. Anda kan tahu, saya memiliki bakat bernyanyi, jika malam tiba, saya sangat suka bersenandung. Tapi, yah… sepertinya mereka semua tidak suka mendengar suara saya. Apa boleh buat? Lebih baik saya meninggalkan tempat ini dan pindah ke hutan lain!” Mendengar hal ini, burung perkutut berkata, ”Burung Hantu, Anda kan telah tinggal di sini puluhan tahun lamanya. Semua tetangga kiri dan kanan telah mengenal Anda. Mengapa harus pindah ke tempat asing..?” Perkutut melanjutkan, “Menurut saya, lebih baik Anda ubah sedikit nada suara nyanyian Anda. P

BERBAGI ILMU

Image
BERBAGI ILMU Dikisahkan, di tepi sebuah sungai, tampak beberapa orang yang sedang memancing. Di antara para pemancing di sana, terdapat dua orang yang terkenal karena kepandaiannya memancing sehingga setiap hari ikan hasil tangkapan mereka berdua selalu berhasil memenuhi ember yang mereka bawa. Penduduk di sekitar situ pun sangat mengagumi mereka. Sekelompok anak muda mendatangi si pemancing ingin berguru kepada mereka. Saat mendengar maksud dan tujuan para pemuda itu, diam-diam si pemancing pertama pergi menghindar mereka sambil menggerutu, "Enak saja anak-anak muda itu mau berguru kepadaku. Ilmuku tidak akan kubagikan percuma kepada mereka karena toh tidak ada untungnya bagiku. Lebih baik waktuku kumanfaatkan sebaik-baiknya, untuk lebih berkonsentrasi mendapatkan ikan sebanyak-banyaknya." Sedangkan pemancing kedua dengan ramah membalas sapaan para pemuda yang datang menghampirinya. "Kalian ingin belajar memancing? Silakan saja. Bapak dengan senang hati a

ORKESTRA KEHIDUPAN

Image
ORKESTRA KEHIDUPAN Alkisah, ada seorang bapak tua sedang mengunjungi anaknya di kota. Suatu sore, saat senggang, dia berjalan-jalan di seputar perumahan. Tiba-tiba terdengar bunyi suara yang menyakitkan telinga tuanya. Mengikuti arah suara yang mengganggu itu ke sumbernya, tampak seorang anak kecil sedang belajar bermain biola. "Ngiiik!! Ngook!! Ngiik!! Ngokk!" Untuk pertama kalinya si bapak tahu tentang alat musik bernama biola dimainkan. Bapak itu berpikir dan berkata pada diri sendiri, "Aku tidak ingin lagi mendengar suara yang mengerikan seperti itu!" Hari lainnya, si bapak kembali mendengar suara yang mendayu-dayu membelai telinga tuanya. Dengan penasaran, diikuti sumber suara merdu yang belum pernah didengarnya selama ini. Sesampainya di sana, bapak tua itu pun terperangah melihat seorang wanita tua, sang maestro sedang memainkan sonata dengan biolanya. Diam-diam dia di sana, ikut menikmati alunan musik yang indah. Seketika itu, bapak tua me

EMBUN DAN TERATAI

Image
EMBUN DAN TERATAI Alkisah, di sebuah kolam yang airnya berlumpur, tumbuh di sana pohon bunga teratai muda. Suatu hari, saat daun teratai membuka mata memulai sebuah hari, dia merasa takjub dengan alam sekitarnya. Dan tiba-tiba si daun teratai merasakan, di atas hijau daunnya ada setitik embun yang hinggap begitu lembut dan bening. Dengan ceria disapanya si embun, "Hai kamu, engkau siapa? Dari mana datangmu, kok tiba-tiba ada di atas punggungku?" Si embun pun menjawab, "Aku biasa dinamakan embun. Saat menjelang pagi, di alam semesta ini mengandung uap air yang terbawa hembusan angin dan menciptakan titik air yang menjadikan seperti diriku sekarang ini." "Wah, aku senang sekali bisa bertemu dan ditemani kamu," kata si daun teratai. "Maaf, teman. Aku tidak bisa menemanimu berlama-lama. Karena bila sebentar lagi matahari mulai bersinar, aku pun harus segera pergi," jawab si embun. "Kenapa mesti pergi? Tetaplah di sini, b

7 STEPS OF PATIENCE

Image
7 STEPS OF PATIENCE Dikisahkan, di sebuah rumah gubuk terpencil di sebuah pegunungan yang indah, tinggallah seorang kakek tua yang terkenal karena kebijaksanaannya. Banyak orang dari berbagai tempat datang kepadanya untuk meminta nasihat si kakek tua itu. Suatu hari, datanglah seorang pria yang telah tiga hari lamanya menempuh perjalanan dengan berjalan kaki. Sesampai di hadapan si kakek tua, pria itu memohon nasihat tentang bagaimana cara mengendalikan emosi atau amarah yang cepat terbakar dan tidak terkendali. Setelah sejenak memandang pria tersebut, sang kakek tua nan bijak itu pun berkata, "Anak muda, setiap kali engkau tersinggung, marah atau terpancing emosi, ingatlah tujuh langkah kesabaran. Yaitu melangkah mundur tujuh langkah, lalu maju lagi tujuh langkah, dan lakukan hal tersebut tujuh kali kali berturut-turut. Lakukan dengan langkah mantap sambil berhitung. Setelah itu, barulah engkau ambil keputusan untuk bertindak." Merasa mendapatkan nasihat bijak,

KEDAMAIAN HATI

Image
KEDAMAIAN HATI Dikisahkan, di sebuah kerajaan, sang Raja mengadakan sebuah sayembara. Dengan hadiah berupa emas yang sangat berharga kepada rakyat yang bisa melukis tentang "kedamaian". Saat diumumkan, banyak seniman dan pelukis mencoba mengikuti sayembara dan berusaha keras untuk memenangkan lomba tersebut. Waktu yang dijanjikan pun tiba. Baginda Raja datang ke tempat para seniman melukis dan berkeliling melihat-lihat hasil karya mereka. Di antara sekian banyak lukisan, hanya ada dua buah lukisan yang benar-benar paling disukai baginda Raja, yang dianggap mampu mewakili tema tentang kedamaian. Dan sang Raja harus memilih satu di antara keduanya. Lukisan pertama menggambarkan sebuah telaga yang tenang. Permukaan telaga itu bagaikan cermin sempurna yang memantulkan kedamaian, gunung-gunung menghijau yang menjulang mengitari danau, di atasnya terpampang langit biru dengan awan putih berarak-arakan. Sungguh lukisan pemandangan alam yang sangat indah. Semua yang